Tut Wuri Handayani |
Dari soal UN terlebih dahulu. Jujur dalam soal tersebut saya (karena juga mengikuti UN) melihat banyak soal yang tidak terpaku pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Kalau ada yang terpaku dengan SKL tersebut, soal tersebut dibuat dengan level di atas rata-rata. Saya juga mendapat informasi kalau soal dalam UN merupakan soal yang diperuntukkan bagi peserta Olimpiade dan soal tersebut berstandar Internasional. Sehingga, Kami (peserta UN) merasa kebingungan untuk mengerjakan soal UN tersebut.
Selanjutnya, mengenai politisasi di soal UN mata pelajaran Bahasa Indonesia. Beberapa kalangan menganggap tokoh dalam soal UN tersebut sebagai langkah untuk kampanye terselubung bagi peserta UN. Menurut saya, jika dikatakan soal tersebut sebagai kampanye terselubung kurang tepat. Karena, dalam SKL terdapat indikator mengenai biografi tokoh.
Mengenai kertas soal UN dan Lembar Jawaban Komputer (LJK) kualitas sudah bagus. Kode soal yang menggunakan barcode juga sudah cukup baik. Tetapi pada 20 paket soal yang dikerjakan siswa, ada soal yang timpang antara satu anak dengan yang lainnya. Ada anak yang mendapatkan soal yang mudah tetapi ada juga yang mendapatkan soal yang sulit.
Banyak kalangan menganggap soal UN 2014 simpang siur. Sehingga, kami berharap pelaksanaan UN selanjutnya lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Bagaimana menurut anda soal UN tahun 2014?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar